Sifat Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Alas Pikiran : “Absolut”, “Serentak dan Seragam”, “Tidak bisa berubah dan diubah-ubah”, “Tidak perlu dipelajari dan dihafalkan”
NAFAS
Absolut?
Ya,
karena setiap manusia dan binatang hidup pasti menghisap Oksigen dan tidak bisa digantikan dengan zat lain
Serentak dan seragam?
Ya,
karena di seluruh belahan dunia semua orang memiliki gaya nafas yang sama, tanpa adanya sosialisasi
Tidak bisa berubah dan diubah-ubah?
Ya,
karena orang tidak bisa merubah gaya nafasnya atau yang dihirupnya
Tidak perlu dipelajari dan dihafalkan?
Ya,
karena pada saat kita lahir, kita tidak perlu mempelajari dan menghafalnya bagaimana cara bernafas
AGAMA
Absolut?
Tidak,
karena
ada banyak pilihan Agama di dunia ini, meskipun semuanya meng-klaim
merekalah yang paling benar. Kondisi ini justru banyak menimbulkan
peperangan yang sebenarnya dibenci oleh Nya
Serentak dan Seragam?
Tidak,
karena
tidak ada satupun Agama di dunia yang tidak memerlukan sosialisasi
untuk pengembangannya / pemasarannya. Di lain pihak, semua agama bermula
dari kepercayaan lokal (tidak serentak, dan perlu sosialisasi)
Tidak bisa berubah dan diubah-ubah?
Bisa,
karena
orang dapat mengubah ayat-ayat atau doa-doa dalam Kitab Ajarannya, dan
kemudian dicetak ulang dengan sampul yang sama. Yang saat ini kita dapat
lihat banyak bentrokan internal di Agamanya sendiri, karena ada pihak
yang merasa, bahwa kelompok lain telah mengubah kaidah Agama dalam Kitab
Ajarannya, sementara menurut salah satu pihak, milik merekalah yang
lebih asli.
Tidak Perlu dipelajari dan dihafalkan?
Justru
harus dipelajari dan dihafalkan terlebih dahulu, karena tanpa
mempelajari dan menghafalnya, maka kita tidak dapat berprilaku menurut
Agama yang dianut.
Catatan:
Melihat logika di atas, maka tidak
heran jika terjadi banyak peperangan di sana-sini. Karena mayoritas
Agama ingin benarnya sendiri, dengan pembenaran diri atas nama utusan
Tuhan Yang Maha Esa.
Agama Jawi mengajarkan teposeliro atau
tenggangrasa atau lebih menekankan pada empati, ketimbang pembenaran
diri atas nama utusan Tuhan Yang Maha Esa.
Ditinjau sedikit lebih
jauh, pertanyaannya, apakah orang tua kita rela dan mau melihat
anak-anak mereka berkelahi satu sama lain. Kalau orang tua kita saja
tidak rela dan tidak mau, apalagi Tuhan Yang Maha Esa. Jadi intinya
Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah membuat agama. Dengan kita mengakui
agama-agama tersebut buatan Tuhan Yang Maha Esa, sementara mereka saling
bertikai, maka sama saja kita mengecilkan keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa itu sendiri.