Manipulasi Sejarah : Brawijaya V Pindah Agama

Alas Pikiran : Sebelum kita ke inti permasalahan, ada baiknya saya mengambil beberapa literasi dari beberapa website sejarah.

Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindu dan Guru Budha pun, mereka menyatakan, bahwa mereka belajar “Kejawen” dari Guru Janabadra, lalu mereka mengembangkan “Kejawen” ini dengan nama sendiri, yakni dengan nama “Agama Hindu”, dan “Agama Budha”.

Sebenarnya  “Kejawen” adalah “Agama” suku-suku di Nusantara”, yang mana nilai-nilai tersebut sama persis seperti apa yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim AS (1.997 Tahun Sebelum Masehi) yang disebut dalam Alqur’an (Tahun 651 Masehi) “Millatu Ibrahim”. Sementara Kejawen yang sudah mengenal Ghusti Allah terlebih dahulu (JID - 10.481 Tahun Sebelum Masehi) lahir lebih dahulu dari Ibrahim AS.


Membaca dua paragraf di atas, jelas leluhur bangsa Nusantara adalah sebagai panutan dari bangsa-bangsa dunia.

Manipulasi sejarah adalah penyesatan pikiran, sehingga orang merasa rendah diri sebagai bangsa.

Tidak menjadi soal, apakah Brawijaya V masuk Islam, Kristen, atau Agama apapun, yang penting tidak ada Manipulasi Sejarah.

Majunya negara-negara / bangsa-bangsa di Eropa, karena mereka berangkat dan memegang teguh pesan Leluhurnya. Untuk itu, tidak boleh terjadi Manipulasi Sejarah.

Sebuah penipuan, akan mempunyai konsekwensi cerita bohong, untu selanjutnya. Inilah Belanda bisa menjajah kita lama, karena Belanda berusaha mencabut akar sejarah dan budaya kita, dengan pendekatan Ekonomi.

Saat kita ingin membangun kembali sejarah, datanglah orang-orang gujarat yang juga ingin mencabut akar sejarah dan budaya kita, dengan pendekatan Agama.

Sebagai rujukan sejarah, maka di bawah ini adalah tulisan yang kami salin dari laman sejarah yang kredibel

Rekayasa Cerita Brawijawa V masuk Islam
  • Versi 1 - Seolah berdasarkan "Babad Tanah Jawi" bahwa, Prabu Brawijaya V telah memeluk agama Islam, sehingga di akhir kejayaan, Majapahit menjadi kerajaan Islam. Dengan merekrontruksi fragmen : Prabu Brawijaya V menyatakan akan memeluk agama Islam, pada saat kedatangan dua tamu besar, Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain di Istana Majapahit saat masih berkuasa.
  • Versi 2 -  Syekh Maulana Malik Ibrahim (ulama asal Turki) dan Raja Cermain datang untuk mengenalkan Agama Islam kepadanya, dalam rombongan itu terdapat Dewi Sari, putri Raja Cermain dari Campa yang cantik jelita. Setelah mendengar penjelasan kedua tamunya, Brawijaya V bersedia menjadi mualaf asalkan bisa menikahi Dewi Sari. 
  • Versi 3 - Syekh Maulana Malik Ibrahim menasihati Raja Majapahit tersebut agar mengurungkan niatnya menjadi pemeluk Islam, jika hanya karena untuk dapat mengawini Dewi Sari. Pada akhirnya Syekh Maulana Malik Ibrahim bersama rombongan ulama asal Turki tersebut pamit pergi meninggalkan Majapahit tanpa membawa hasil.
  • Versi 4 - Upaya untuk mengislamkan Prabu Brawijaya V ini pun juga dilakukan keluarganya sendiri mulai dari permaisurinya, Ratu Dewi Dwarawati yang merupakan seorang muslimah hingga anak-anaknya sendiri dan para selirnya yang beragama Islam.
  • Versi 5 - Seolah berdasarkan "Serat Darmogandul" Brawijaya V di akhir kekuasaannya diislamkan oleh Sunan Kalijaga. Setelah kepergian Sabda Palon dan Naya Genggong, maka Prabu Brawijaya V di akhir kekuasaannya diislamkan oleh Sunan Kalijaga. 
Sementara Sabda Palon dan Naya Genggong bukanlah sosok manusia, olehkarenanya orang-orang yang mengerti, mengatakan bahwa merka berdua hanya sebuah gelar, bukan sosok manusia an sich.. Jadi mana mungkin mati :)

Orang-orang yang Gagal Mengislamkan Brawijaya V
  • Ratu Dewi Dwarawati Sang Permaisuri yang mempunyai anak Ratu Ayu Handayaningrat, Dewi Chandrawati, Raden Jaka Peteng, Raden Gugur (Sunan Lawu Argopura), dan Panembahan Brawijaya Bondhan Surati selalu berulang kali mengajak Brawijaya V untuk memeluk Islam tapi selalu gagal.
  • Raden Rahmat alias Sunan Ampel (suami Dewi Chandrawati), menantunya,  juga tidak mampu meluluhkan ketegaran Brawijaya V untuk mempertahankan agama lamanya.
  • Syekh Jamaluddin Jumadil Kubra, seorang Ulama Besar dari Bukhara (Rusia Selatan), juga pernah mencoba berdakwah kepada sang Raja, namun tidak berhasil. 
  • Raden Arya Damar (Adipati di Palembang),  putra mahkotanya sendiri  yang juga gagal mengislamkan Brawijaya V.
  • Pangeran Jimbun alias Raden Patah anak Brawijaya V dari selir Dewi Kian yang kerap berdakwah kepada kanjeng Ramanya, tetapi  selalu mengalami kegagalan.
  • Ketegaran Prabu Brawijaya ditenggarai karena saktinya dua penasihatnya, yakni Sabda Palon dan Naya Genggong yang selalu mendampinginya, dan mencegahnya untuk masuk Islam. 
Begitulah kelompok-kelompok mereka yang ingin menguasai Nusantara tanpa perang fisik, tetapi memanipulasi sejarah.


Sehingga Pribumi asli justru dibuat menjadi kerdil.

Subscribe to receive free email updates: