Cara Memaafkan tanpa Beban

Melepas Energi Negatif, Menarik Energi Positif
Alas Pikiran) : Kadang kita susah untuk memaafkan atau melupakan kesalahan orang lain yang berbuat salah kepada kita. Apakah berupa kebohongan, perselingkuhan, penipuan, atau apapun itu.

Secara psikologis, berarti kita menaruh dendam pada orang yang bersangkutan. Dengan demikian, energi, pikiran, dan aura kita akan terus tergerus, yang membuat redup rejeki.

Selain itu, banyak lagi dampak negatifnya, misalnya seperti; kita tidak konsen dengan apa yang sedang kita kerjakan, yang mengakibatkan kegagalan yang berulang.

Lalu caranya bagaimana?

Legowo adalah jalan yang benar, tetapi orang biasa seperti kebanyakan orang, mungkin susah untuk mencapai tingkat Legowo itu.

Olehkarenanya bagi kita yang biasa-biasa saja, kita perlu kepasrahan dengan menggunakan pengalihan tanggung jawab, agar dendam kita bisa hilang.

Mintalah pertolongan pada wasit Alam Semesta, karena kita hidup numpang di Alam Semesta.....

Jika ada orang yang meminta maaf, maka dengan bijak Anda dapat menjawab.

"Biarlah Alam yang Menghakimi"

Tanya : Jika orang yang bersalah bertanya kepada Anda, jadi Anda tidak memaafkan dirinya dong....

Jawab : Anda dengan bijak dapat mengatakan, sebuah kesalahan, terjadi dikarenakan adanya dua atau lebih pelaku, yang mungkin Anda juga berbuat salah, dalam kesalahan tersebut. Sehingga alangkah bijaknya, jika "Biarlah Alam yang Menghakimi"

Tanya : Terus si yang bersalah bilang, sudah pasti dirinya yang bersalah....

Jawab : Bisa jadi Anda kesal, karena prilaku saya yang mengganggu pikiran Anda. "Biarlah Alam yang Menghakimi"

Ibarat ada anak kost yang berantem, Ibu Kost-lah yang bisa melerai, bukan pak RT, apalagi orang tua anak-anak kost tersebut yang jauh dari tempat kost-kost-an

Dengan kata bijak "Biarlah Alam yang Menghakimi" ini, yang terikat komitmen bukan saja si peminta maaf, tetapi si yang memaafkan juga terikat komitmen tersebut.

Catatan : Jika Anda memaafkan orang yang merasa memiliki kesalahan pada Anda, sementara ia berbuat salah kepada Anda, dikarenakan oleh adanya profokasi orang ketiga. 
Ini berarti Anda pun harus menanggung Kesalahan Orang ke-Tiga alias si profokator. Mau.....????? Padahal mungkin Anda pun belum pernah bersinggungan dengan orang ketiga tersebut.
Lebih parah lagi, maukah Anda turut menanggung karma pihak ketiga itu???

Semoga berguna.....

Baca juga : Tindakan Khilaf dan Memaafkannya

Subscribe to receive free email updates: